Pemprov DKI Diminta Siapkan Segala Fasilitas Kesehatan
Ilustrasi rumah sakit
JAKARTA--(KIBLTRIAU.COM)-- Pemprov DKI diminta menyiapkan segala obat dan fasilitas kesehatan sebagai bentuk antisipasi kemunculan kasus hepatitis jenis baru, atau disebut sebagai hepatitis akut.
Epidemiolog sekaligus anggota DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak juga berpesan agar masyarakat tidak menjadi panik namun tetap waspada terhadap penularan virus.
"Pemprov DKI sebaiknya segera memberi penyuluhan ke masyarakat dalam mencegah penularan. Di samping itu, perlu mempersiapkan obatan dan fasilitas untuk antisipasi," kata Gilbert, Jumat (6/5).
Dia berujar, sejatinya virus hepatitis bersifat akut. Akan tetapi, kerusakannya bisa berjangka panjang bahkan bisa menahun dan menjadi kronik.
Advertisement
Oleh sebab itu, upaya terbaik untuk mencegah terinfeksi hepatitis dilihat dari cara penularannya. Masyarakat wajib menjaga kebersihan.
"Menghindari jajan atau makanan yang tidak higienis. Setiap saat kita akan diperhadapkan dengan penyakit baru akibat mutasi virus yang ingin bertahan hidup. Kunci utama adalah daya tahan tubuh, hidup sehat dan asupan makanan yang baik," imbuhnya.
Untuk diketahui WHO pertama kali menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown aetiology ) pada anak-anak usia 11 bulan-5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.
Kisaran kasus terjadi pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun. Tujuh belas anak di antaranya (10 persen) memerlukan transplantasi hati, dan 1 kasus dilaporkan meninggal. Gejala klinis pada kasus yang teridentifikasi adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice (Penyakit Kuning) akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah). Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam.
Penyebab dari penyakit tersebut masih belum diketahui. Pemeriksaan laboratorium di luar negeri telah dilakukan dan virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut. Adenovirus terdeteksi pada 74 kasus dil luar negeri yang setelah dilakukan tes molekuler, teridentifikasi sebagai F type 41. SARS-CoV-2 ditemukan pada 20 kasus, sedangkan 19 kasus terdeteksi adanya ko-infeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus.
Kementerian Kesehatan melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mengeluarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 Tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) tertanggal 27 April . (Net/Hen)

Tulis Komentar